Minggu, 30 November 2014

10 Mitos Tentang Kebahagiaan

10 Mitos Tentang Kebahagiaan

Kebahagiaan memang bisa dikatakan sebagai suatu hal yang relatif atau tergantung dari porsi mana seseorang dapat merasa bahagia. Kadang, hal-hal sederhana sepeti memiliki hewan peliharaan, es krim dan coklat sudah cukup bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik. Tapi, apakah hal tersebut bisa benar-benar membuat kita bahagia? Puluhan tahun penelitian intensif telah dilakukan untuk mengetahui definisi kebahagiaan dan membuktikan bahwa ada perbedaan besar antara apa yang dianggap dapat membuat bahagia dan hal-hal yang nyatanya benar-benar membuat bahagia, atau mungkin mengubah hidup kita. Mari melihat lebih dekat dengan menyimak 10 Mitos Tentang Kebahagiaan versi top10magz berikut ini.

Kebahagiaan itu sementara
Banyak yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu sifatnya sementara dan takut untuk menjadi bahagia karena suatu saat kebahagiaan itu akan berakhir. Namun, ada juga yang berkata bahwa tak ada hal seperti itu atau bisa dibilang, tak ada kebahagiaan yang sementara. Mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, pernah berkata bahwa kita adalah tuan dari nasib kita sendiri, jadi hanya karena mengalami suatu hari yang buruk, tak lantas dapat mengahncurkan seluruh kebahagiaan kita. Kebahagiaan sejatinya hanya dapat diperoleh melalui pilihan yang kita buat sendiri setiap harinya, apakah akan menjadi baik atau buruk. Kita dikelilingi oleh kebahagiaan dan cara terbaik untuk dapat merasakan dan melihatnya dalah dengan melihat hikmah dari semua kejadian. Seperti banyak yang berkata bahwa “Happines is a choice” alias, kebahagiaan adalah pilihan.

Orang yang bahagia adalah orang yang naif
Mitos yang satu ini mungkin tidak benar adanya, karena orang-orang yang bahagia juga bisa realistis yang berarti bahwa mereka tidak naïf sama sekali. Nyatanya, kebahagiaan dapat meningkatkan aktivitas otak, kemampuan memecahkan masalah dan melatih kecerdasan.persepsi positif tidak lantas membuat seseorang terlihat bodoh, justru membuat seseorang menjadi lebih enerjik, lincah dan tanggap.

Kebahagiaan bukanlah tujuan
Ada sebuah pepatah lama yang mengatakan bahwa perjalanan bukan tentang tujuannya, namun mengenai perjalannanya. Nah, prinsip yang sama untuk kebahagiaan dan semakin dicoba maka semakin bagus pula kesempatan untuk menjadi bahagia. Nikmati apa yang anda miliki sekarang, manfaatkan sebanyak mungkin hal-hal kecil di sekitar yang secara tak langsung dapat membuat anda bahagia karena hal tersebutlah seseorang bisa menjadi bahagia, tak harus selalu tentang kemewahan. Kebahgiaan ada dimana-mana bahkan untuk hal yang terkecil sekalipun.


Anda tak bisa bahagia di usia tertentu
Hanya karena usia anda 40 tahun, bukan berarti anda tak bisa merasakan kebahagiaan, bukan? Hidup bisa dinikmati hingga usia berapapun. Namun sayangnya, banyak orang yang menyalah-artikan tersebut yang berpikir bahwa kebahgiaan hanya dimiliki saat muda dan akan berkurang seiring bertambah tuanya usia seseorang. Hal ini tentu tidak benar, bertambah usia berarti bertambah pengalaman dan bertambah mengerti bahwa kebahagiaan bisa dirasakan dan datang dari mana saja. Anda memiliki seluruh hidup anda untuk dijalani, untuk hobi tertentu dan melakukan hal-hal yang tak bisa dilakukan saat berusia 20 tahun. Karena menjadi tua dan menjadi dewasa merupakan hal yang berbeda, menjadi dewasa berarti bagaimana menghadapi berbagai situasi dengan bijaksana sedangkan menjadi tua lebih terkait kepada perubahan fisik dan penambahan usia.

Semakin tinggi gaji, semakin bahagia
Gaji yang lebih besar mungkin membuat anda merasa bahagia selama beberapa menit. Namun, tak ada cara lain untuk membeli kebahagiaan dibandingkan degan uang yang digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Apa yang diperlukan untuk mendapat gaji yang tinggi? Jam kerja yang lebih tinggi, tingkat lelah dan stress yang lebih tinggi namun tak jarang tingkat kesehatan justru semakin menurun. Apalagi jika anda bekerja untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan passion anda. Kadang justru memiliki gaji dan jam kerja yang tinggi membuat seseorang merasa kelelahan dan jarang bisa menggunakan waktu liburnya untuk bersenang-senang karena lebih sering digunakan untuk beristirahat.

Stress mengacaukan kebahagiaan
Untuk beberapa hal dan beberapa situasi, mungkin benar. Namun beberapa studi tentang hal ini menunjukkan bahwa kecemasan dan stress juga dapat meningkatkan proses kognitif, mempererat ikatan sosial dan meningkatkan daya ingat. Beberapa orang bahkan mampu bekerja lebih baik ketika mereka sedang berada di bawah tekanan karena kadang seseorang butuh sesuatu untuk memacu jantung agar dapat berdetak lebih kencang dan berpikir serta bertindak lebih kreatif.

Kebahagiaan tak mempengaruhi kinerja seseorang
Banyak yang salah mengartikan bahwa kebahgiaan tidak mempengaruhi kinerja. Kabar baiknya adalah, anda bisa mengendalikan kebahagiaan dan perasaan untuk suatu tujuan tertentu yang memberikan manfaat. Banyak penelitian telah menemukan bahwa dokter yang berpikir positif akan memperkirakan sesuatu lebih tepat, pikiran bahagia bisa mendorong seseorang untuk lebih cepat bangkit dari suatu keterpurukan. Misalnya seorang atlet yang berpikir positif dan optimis dari kegagalannya akan memiliki peluang memulihkan diri lebih cepat.

Kebahagiaan tak bisa dibeli
Biasanya orang-orang yang tidak memiliki banyak uang akan sering berkata demikian. Meskipun memang benar bahwa materi tidak bisa membuat seseorang bahagia sepanjang waktu, namun memiliki sejumlah uang untuk berlibur melepaskan penat, lelah dan stress ke suatu tempat wisata tertentu pasti akan membuat seseorang menjadi lebih rileks dan menyegar semangat, pikiran dan tubuh. Kebahagiaan tidak bisa dibeli karena kita tidak memiliki uang ekstra yang super banyak untuk membantu semua orang memenuhi kebutuhannya. Tapi nyatanya, hal ini bisa diatasi dengan banyaknya donasi amal yang mampu mengembalikan senyum anak-anak yang putus sekolah dan mereka-mereka yang kesulitan mendapatkan pangan. Jadi, bagaimana pendapat anda tentng ‘kebahagiaan tidak bisa dibeli?’

Karir yang sukses membuat seseorang bahagia
Satu mitos lagi yang perlu diluruskan. Karir yang sukses biasanya tak memberikan seseorang untuk menjadi lebih santai, meskipun anda menghasilkan banyak uang untuk membangun rumah megah, tapi nyatanya, karena kesibukan tertentu, rumah tersebut malah jarang dihuni. Bekerja 12 jam per hari selama seminggu penuh membuat orang menganggap bahwa anda senang, namun nyatanya tidak demikian. Para pecandu kerja biasanya akan menyadari bahwa hidup terlalu singkat dan belum sempat merasakan kebahagiaan, ia harus kembali berkutat pada karirnya.

Kebahagiaan diturunkan secara genetis
Tidak, yang ini jelas mitos yang salah. Hanya karena seseorang sering merasa bahagia tak berarti kebahagiaannya didapatkan dari gen yang diturunkan oleh garis keturunan nenek moyangnya. Mungkin mitos ini ada benarnya jika diartikan sebagai optimisme dan positive thinking dalam menghadapi kehidupan. Jadi jika orang tua anda merasa senang dengan gaya hidup yang memuaskan, mungkin anda juga merasa senang. Kebahagiaan dekat hubungannya dengan kebiasaan dan perilaku namun banyak yang menyangkut-pautkan hal tersebut dengan garis keturunah dan pembawaan genetis dari orang tua atau keluarga.
Bagaimana, apakah anda bahagia hari ini? Kebahagiaan memang kadang tak bisa dicari, karena semakin dicari maka semakin tertutupi semua kebahagiaan-kebahgiaan yang sebenarnya sudah berada di sekitar kita. Yang perlu dilakukan adalah melihat menjadi lebih peka agar bisa merasakan keberadaan kebahagiaan tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar