Apa Perbedaan antara Antiperspirant dengan Deodoran?
Proses
penguapan cairan tubuh yang sering disebut sebagai berkeringat adalah proses
alami yang ditujukan untuk mengatur suhu tubuh.
Berkeringat
ditandai dengan pelepasan cairan asin oleh kelenjar keringat. Tubuh lantas mendingin
ketika keringat menguap dari permukaan kulit.
Seseorang
kemungkinan berkeringat lebih banyak selama cuaca panas atau ketika melakukan
aktivitas fisik yang menyebabkan otot-otot memanas.
Keringat
juga bisa terjadi sebagai respon terhadap stres, marah, atau takut.
Berkeringat
dapat menjadi penyebab rasa tidak percaya diri ketika menimbulkan bau badan
yang tidak sedap.
Namun,
masalah memalukan ini dapat diatasi dengan menggunakan antiperspirant dan
deodoran.
Sebagian
orang berpikir tidak terdapat perbedaan antara kedua produk ini. Faktanya,
keduanya merupakan produk yang berbeda.
Berkeringat dan Bau Badan Tidak Sedap
Terdapat
dua jenis kelenjar keringat pada tubuh manusia yaitu ekrin (eccrine) dan
apokrin (apocrine).
Kelenjar
ekrin mengeluarkan air dan garam dan membantu mengatur suhu tubuh.
Kelenjar
apokrin, yang terutama terdapat di ketiak, selangkangan, tangan, dan kaki,
memproduksi dan mengeluarkan keringat yang mengandung protein dan asam lemak.
Kedua
kelenjar ini berkembang sepenuhnya setelah masa pubertas dan bertanggung jawab
untuk bau badan yang tidak sedap.
Keringat
yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin lebih kental dan berwarna kuning,
sehingga menjelaskan noda keringat kekuningan di ketiak baju berwarna terang.
Meskipun
keringat sebenarnya tidak berbau, bau tidak sedap muncul ketika bakteri mulai
berkembang biak di keringat yang mengandung asam lemak.
Antiperspirant vs. Deodoran
Perbedaan
utama antara kedua produk ini terletak pada mekanisme atau proses kimia yang
berlainan dalam melawan masalah keringat.
Antiperspirant
menggunakan bahan kimia atau astringent kuat yang menyumbat atau memblokir
pori-pori sehingga mencegah pelepasan keringat.
Sebagian
besar dari antiperspirant mengandung bahan kimia seperti aluminium atau
zirkonium untuk memblokir pori-pori.
Bahan
aktif aluminium klorida membentuk sumbat seperti gel yang menyumbat pori-pori
dan membuat Anda bebas keringat.
Deodoran,
di sisi lain, tidak mencegah Anda dari berkeringat.
Deodoran
bekerja dengan mencegah bakteri berkembang pada bagian tubuh yang berkeringat.
Bahan
kimia yang disebut triclosan membuat kulit ketiak terlalu asam sehingga
mencegah pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab bau badan tidak sedap.
Meskipun
bebas keringat tampak akan menguntungkan, deodoran akan menjadi pilihan lebih
baik bagi mereka yang tidak ingin menghambat proses alami tubuh dalam
berkeringat secara normal.
Keamanan Produk
Jadi,
apakah aman untuk menggunakan kedua produk tersebut?
Berbagai
studi sudah dilakukan untuk meneliti keamanan dan kemungkinan efek samping dari
produk-produk ini.
Penelitian
menunjukkan bahwa senyawa aluminium yang digunakan dalam antiperspirant bisa
berasimilasi dalam aliran darah dan menyebabkan masalah kesehatan serius.
Penelitian
untuk melihat ada tidaknya hubungan antara penggunaan antiperspirant dan
penyakit Alzheimer juga terus dilakukan.
Dalam
kasus deodoran, produk yang mengandung paraben harus dihindari. Paraben diduga
bisa mempengaruhi tingkat estrogen.
Beberapa
studi menunjukkan bahwa penggunaan rutin produk yang mengandung paraben bisa
membuat seseorang lebih rentan terhadap kanker payudara.
Itu
sebab, sebelum membeli salah satu produk anti bau badan, periksa label kemasan
untuk memeriksa kandungan bahan pembuatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar