Tembok Besar Tiongkok
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAAdss8ga_NfWCaLDHTQVNrgC4oJ3tpjNjbWB8RLl05kmrmrOmiKBQn3CpMwvlJoFAnEJT6EMjlF-Gbl3W9yEre15SjRmMogMj14DYqbTksKXXicjaeI_mNuwNGDbkc-bgOhnA7OrysaU/s1600/great-wall-china.jpg)
Tembok Besar Tiongkok atau Tembok Raksasa
Tiongkok (hanzi
tradisional: 長城; hanzi
sederhana: 长城; pinyin:
Chángchéng, makna harafiah: Tembok
Panjang), juga dikenal di Tiongkok dengan nama Tembok Sepanjang
10.000 Li¹ (萬里長城; 万里长城;
Wànlĭ Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat manusia,
terletak di Tiongkok.
Tembok Besar Tiongkok dianggap
sebagai salah satu dari Tujuh
Keajaiban Dunia. Pada
tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs
Warisan Dunia UNESCO.
Sejarah
Sejarahnya,
pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur Tiongkok, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah
perkotaan dan perumahan. Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara
lain sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan
dan jalur komunikasi untuk
menyampaikan pesan.
Berdasarkan bukti tertulis yang
bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Besar Tiongkok dikonstruksikan
mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti Ming. Namun, sebagian besar rupa tembok
raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Ming.
Pra-Qin
Sebelum periode Dinasti Qin,
pembangunan tembok raksasa paling awal dilakukan pada Zaman
Musim Semi dan Gugur (722
SM-481 SM) dan Zaman
Negara Perang (453
SM- 221 SM) untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara Tiongkok. Negeri-negeri
yang tercatat berkontribusi dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu,
Qi, Yan, Wei dan Zhao. Dalam
periode-periode berikutnya, tembok raksasa bertambah panjang, diperbaiki dan
dimodifikasi.
Dinasti
Qin
Pada tahun 220 SM di bawah
perintah Kaisar Qin Shi Huang, Jendral Meng Tian mengumpulkan
tenaga kerja sebanyak 300 ribu orang untuk menyambungkan tembok-tembok
sebelumnya sebagai garis pertahanan. Pembangunan
yang memakan waktu 9 tahun memerlukan biaya mahal dan mengorbankan rakyat
jelata. Tenaga
kerja yang jadi korban mencapai jutaan jiwa sehingga negara menjadi lemah. Kebencian
rakyat pada kerja paksa tersebut memicu kemarahan petani yang berontak
menggulingkan Dinasti Qin. Setelah
itu, pembangunan tembok raksasa tidak dilanjutkan.
Dinasti
Han
Tahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek
renovasi dan pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun
menambah panjang tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km. Pada periode pertama Han, tembok
raksasa berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa Hun yang
mengancam rakyat Tiongkok. Setelah
pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai tahun 39 M,
atas perintah Guang Wudi, jendral Ma
Cheng memulai
kembali proyek pembangunan tembok besar. Pada
saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2 bagian, utara dan selatan. Bangsa Hun utara berhasil
ditundukkan oleh Han sementara bagian selatan berdamai. Setelah itu, pembangunan tembok
raksasa ditinggalkan karena Tiongkok sudah mempunyai kekuatan militer yang
besar.
Dinasti Ming
Pada masa Dinasti Ming
(1368-1644), setelah menaklukkan bangsa Mongol, tembok raksasa dari periode
sebelumnya dikonstruksikan kembali, dengan catatan panjang 5.650 km.[1] Pada
masa ini, Tembok Besar Tiongkok dibagi ke dalam 9 distrik militer yang
dilengkapi benteng-benteng pertahanan dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah
perbatasan. Di
atasnya dibuat jalan sebagai jalur transportasi. Pintu
gerbang paling timur dinamakan Shanhaiguan dan
pintu gerbang paling barat dinamakan Jiayuguan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar